“Kau ini
kemana saja? Aku khawatir kau tersesat.” Tanyanya cemas
“Heeiii.
.!! Aku ini bukan anak kecil, Aku tau perusahaanmu ini sangat besar. Tapi Aku juga bisa mencari ruang kerjamu sendiri.”Jawabku sambil
marah-marah.
“Kenapa kau jadi marah-marah begitu?” Tanya Joo Won
“Tidak
ada. .” jawabku ketus.
“Baiklah Aku
mengalah, Aku minta maaf. Kau mau makan ice cream?” bujuk Joo Won. Aku memang
suka sekali dengan ice cream. Joo Won tau kalau Aku sedang marah Aku pasti
ingin makan ice cream.
Kami pun pergi ke cafe di sebelah kantor Joo Won yang
menjual ice cream. Disana kami bertemu dengan teman Joo Won yang bernama Jo Seong Wook. Dia adalah teman Joo Won sewaktu masih kuliah.
“Joo Won, siapa dia? Pacarmu?” Tanya Seong Wook pada Joo
Won.
“Bukan, dia ini temanku sejak SMA” jawab Joo Won.
Seong Wook memperkenalkan dirinya kepadaku dan Akupun
memperkenalkan diri juga. Seong Wook orang yang baik, ramah, tinggi, dan cukup
keren, berkulit putih (putihnya orang Korea,)
Setelah perkenalan itu kami jadi sering bertemu dan
bertukar nomor HP. Mulai saat itu kami sering berkomunikasi dan itu berlangsung
cukup lama sekitar dua minggu.
Setelah dua minggu lamanya Aku dan Seong Wook berkenalan
dan sering berkomunikasi lewat handphone. Seong Wook lantas mengajakku untuk
jalan-jalan dan makan malam.
“Mungkinkah Aku suka pada Seong Wook?” pikirku dalam hati
sebelum berangkat bertemu dengan Seong Wook.
Kami berdua akan bertemu di taman dekat
apartementku. Aku lantas langsung menuju ke taman dekat apartementku. Dalam
perjalanan kesana tiba- tiba ponselku berbunyi. . .ternyata ada sms masuk dari Joo
Won.
“Kau dimana? Sudah makan malam ?”Tanya
nya.
“Aku sedang dijalan. Ini baru saja mau
makan malam” jawabku.
“Oh . . .baguslah kalau kau mau makan.
Kalau begitu hati-hati dijalan iia” jawab Joo Won.
Setibanya di taman Seong Wook sudah menungguku.
Ia sedang duduk di atas ayunan.Akupun menghampirinya.
“ ayo. .kita berangkat, kita mau makan dimana?” tanyaku
sambil mengajaknya pergi.
“Oh, iya. Ayo kita berangkat. Kita akan makan malam di
Restoran Italia. Kau suka makan Italia-kan?” ajaknya sambil bertanya.
“Aku suka makanan Italia. baiklah ayo kita segera berangkat,
Aku sudah lapar” bujukku pada Seong Wook.
Setibanya di restoran tersebut, kami langsung duduk di meja
dan langsung memesan makanan, di sela-sela itu. Tiba-tiba saja Seong Wook
mengungkapkan perasaannya bahwa dia menyukaiku. Dan ingin Aku menjadi
kekasihnya.
Aku terdiam sejenak sambil memikirkan hal itu.setelah Aku
pertimbangkan, Aku lantas menerimanya menjadi kekasihku. Setelah selesai makan,
Seong Wook mengantarku pulang.
Pagi harinya Seong Wook sudah menjemputku.Aku sebenarnya
masih ragu tentang perasaanku pada Seong Wook.
“ Kamu, mau kemana?” Tanya Seong Wook.
“Aku, mau ke kantor Joo Won, Aku tadi sudah janjian untuk
bertemu disana” jawabku.
Sesampainya kami di kantor Joo Won. Di depan loby, Joo Won
sudah menungguku. Sepertinya dia agak terkejut ketika Aku di antar oleh Seong
Wook. Seong Wook juga ikut bertemu dengan Joo Won .
“Ada apa ini?” Tanya Joo Won yang agak terkejut.
“ Joo Won, terima kasih ya, karena kau telah memperkenalkan
nona cantik ini sehingga sekarang Aku sudah menemukan kekasihku.” Jawab Seong
Wook.
Mulai hari itu, sikap Joo Won padaku menjadi berubah. Yang
dulunya ramah, baik, dan cerewet. Sekarang Joo Won berubah menjadi orang yang
keras dan dingin padaku.
Aku tak tau mengapa Joo Won bersikap begitu padaku. Mulai
saat itu Aku dan Joo Won seperti bukan teman yang akrab. Mulai saat itu Aku
sudah tidak berani untuk berkunjung ke kantornya.
Akupun lantas membeli sebuah mobil untuk Aku jalan-jalan
nantinya. Itu karena Aku masih merasa bahwa Joo Won malah tidak mau bertemu
denganku.
“Mungkin mulai sekarang Aku harus berjalan-jalan sendirian
tanpa Joo Won” pikirku dalam hati.
“ Seong Wook sedang di sibukan oleh pekerjaannya. Aku harus
mengerti keadaan nya.” Sahutku dalam hati.
Sore harinya Aku berencana untuk pergi ke salah satu tempat
perbelanjaan di Seoul. Aku mengendarai mobilku sendirian.
Sewaktu dijalan raya tiba-tiba ada mobil di dekatku yang
menabrakan diri pada mobilku, sehingga tabrakan itu tak terelakan lagi. Kakiku
terjepit dibawah kursi mobil. Aku tak bisa bergerak.
Sampai akhirnya, regu penyelamat datang. Tapi pada saat itu
Aku kehilangan kesadaran dan langsung di bawa ke rumah sakit.
Setelah Aku bangun Aku menyadari bahwa Aku sedang ada
di rumah sakit.Ada perawat wanita yang mendekatiku dan bertanya.
“Permisi nona, ada keluarga Anda yang bisa kami hubungi?”
Tanya perawat tersebut.
“Semua keluargaku tidak tinggal di sini, mereka ada di luar
negeri.” Jawabku pada perawat itu.
“ Apa perlu kami hubungi keluarga Anda? Tadi kami sudah
mengecek nomor yang ada di handphone Anda kami menghubungi salah satu teman Anda.”
Jawab perawat.
“Tidak usah, biar nanti saya saja yang menghubunginya.
Kalau begitu terima kasih.” Jawabku singkat.
Aku disuruh untuk istirahat. Dan perawat itu pun langsung
pergi setelah mengecek kesehatanku.
Pagi harinya Aku terkejut, karena melihat ada seorang
laki-laki yang sedang tidur di samping tempat tidurku. Setelah Aku pahami dia
adalah Joo Won. Wajahnya terlihat sangat khawatir dan lelah.
Tiba –tiba ada yang masuk. Yang masuk adalah kakak
perempuanku dan adik sepupuku Afgan.
“Rupanya kau sudah bangun. Kau tak apa?”
Tanya kakakku.
“Em. .tidak apa-apa hanya kakiku saja
yang terkilir.” Jawabku.
“Bagaimana kakak tau Aku kecelakaan?” tanyaku.
“Aku diberi tahu oleh Joo Won. Kemarin dia
mengabariku. Ayah dan ibu tak bisa kemari” jawab kakakku.
Aku hanya bisa menatap Joo Won, Aku tak berani
membangunkanya. Akupun meminta bantuan dari Afgan untuk di ambilkan kursi roda
dan Aku ingin berkeliling ke taman yang ada di rumah sakit.
Di taman itu, Afgan menceritakan bahwa sejak kemarin Joo Won
lah yang menemaniku di rumah sakit. Sampai-sampai ia meninggalkan pekerjaanya.
Afgan memang tidak bisa berbahasa Korea tapi Afgan bisa berkomunikasi dengan Joo
Won menggunakan bahsa inggris.
“Kak, sekarang kakak tau bahwa siapa yang selalu ada
di dekat kakak ketika kakak sakit atau pun senang. Sedangkan si Seong Wook tidak
ke sini karena pekerjaan.” Sahut Afgan.
Setelah itu, kami kembali kamarku. Tapi di sana sudah tidak
ada lagi Joo Won. Aku sedikit kecewa karena dia pergi tanpa pamit. Tapi setelah
beberapa menit setelah itu tiba-tiba Joo Won masuk ke dalam kamar pasienku.
“Kau sudah kembali.? Bagaimana kakimu? Masih sakit?” Tanya
Joo Won.
“Masih belum bisa berjalan dengan dua kaki. Harus dibantu
dengan tongkat.” Jawabku.
“Kakak ini dari mana?” Tanya Afgan pada Joo Won.
“Oh. . .kakak tadi habis dari kantin belakang” jawab Joo
Won sambil tersenyum.
“Maaf, ya, Aku jadi merepotkanmu.” Ucapku.
Setelah itu semuanya pulang termasuk Joo Won dan Afgan. Joo
Won mengantar kakak dan Afgan ke apartemntku.
Malam harinya Aku tak bisa tidur, Aku terus saja memikirkan
kata –kata Afgan tentang Joo Won dan Seong Wook. Aku terus saja memikirkannya.
“Apakah mungkin Aku menyukai Joo Won bukanya Seong Wook?
Apakah mungkin” ucapku dalam hati.
Pagi harinya Seong Wook datang menjengukku, Akupun lantas
mengajaknya untuk bicara ditaman rumah sakit. Aku ingin mengatakan hal yang
semalam telah Aku pikirkan dan Aku juga akan menanyakan sesuatu hal.
“Ada apa?” Tanya Seong Wook
“Ada sesuatu hal yang ingin Aku bicarakan” jawabku
“Baiklah ayo cepat bicarakan saja” jawab Seong Wook sambil
tersenyum
Melihat Seong Wook tersenyum begitu Aku menjadi tidak tega
untuk mengatakanya.Tapi Aku harus mengatakanya.
Akupun mulai menjelaskan bahwa Aku belum bisa menyukai Seong
Wook, Aku juga tidak mempunyai perasaan apapun pada Seong Wook, Aku bilang
padanya bahwa pada saat Aku bersama Joo Won perasaan ku berbeda seperti Aku
menyukainya.
“Apa maksudmu itu?” Tanya Seong Wook yang masih belum
percaya.
“Maaf kan Aku, Aku tidak mempunyai perasaan apapun padamu,
tapi sebaliknya Aku mempunyai perasaan itu pada Joo Won.” Jawabku.
“Jadi, maksudmu kita putus?” Tanya Seong Wook lagi.
“Maafkan Aku, maafkan Aku Seong Wook” ucapku sambil
menangis.
Setelah kejadian itu seong won langsung mengantarku ke
kamarku dan langsung pulang tanpa mengatakan apapun. Mungkin pada saat Seong Wook
keluar dari rumah sakit ia berpapasan dengan Joo Won .
Joo Won yang melihat Seong Won berwajah marah langsung
berlari menuju ke kamarku.
“Apa yang terjadi?” Tanya Joo Won sambil membuka pintu
kamarku.
Ia melihat Aku yang sedang menangis membuat Joo Won semakin
khawatir, dia mencoba menenangkanku. Setelah Aku tenang Joo Won memulai
pembicaraan.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Joo Won
“Aku memutuskan hubungan dengan Seong Wook” jawabku
terbata-bata.
“Memangnya kenapa Kamu memutuskan hubungan kalian” Tanya Joo
Won.
“Karena Aku menyukai pria lain” jawabku sambil melihat ke
arahnya.
Hari itu memang Aku sudah diperbolehkan pulang, kakakku
sudah pulang tinggal Afgan saja yang masih menemaniku. Aku pulang diantar oleh Joo
Won. Joo Won pun yang membantuku sampai ke dalam apartementku.
Setelah sampai didalam apartement Aku langsung duduk di
sofa depan televisi. Sedangkan Joo Won dan Afgan sedang membereskan barang-barangku.
Setelah itu Joo Won dan Afgan berbincang-bincang di depan balkon apartement.
Aku tak tau apa yang sedang dibicarakan oleh mereka berdua
tapi Aku melihat Joo Won yang raut mukanya menunjukan dia sedang senang.
Setelah cukup lama mereka berbincang-bincang. Joo Won pamit untuk pulang.
Setelah Joo Won pulang. Aku langsung bertanya pada Afgan
apa yang mereka tadi bicarakan.
“Apa yang tadi kalian bicarakan” tanyaku pada Afgan
“Itu urusan lelaki” jawab Afgan sambil tersenyum jahil.
Setelah cukup lama , tiba-tiba bel rumahku berbunyi.
Sedangkan Afgan sedang ada di kamarnya. Jadi Aku yang membukakan pintunya.
Betapa terkejutnya Aku ketika melihat ada seorang yang
membawa seikat mawar putih (bunga kesukaanku) dan bertambah terkejutnya Aku
ketika tau bahwa dia adalah Joo Won ketika ia memberikan bunga itu padaku.
Joo Won langsung berlutut dan mengambil sesuatu dari dalam saku
jasnya. dan ternyata yang ia keluarkan adalah sebuah cincin berwarna putih yang
sangat cantik. Lalu ia langsung berkata.
“ I LOVE YOU”
---END---
Karya: Istiyani Khoiriyah
0 Komentar:
Post a comment
Berkomentarlah yang sopan.
Dilarang berkomentar berbau Spam, SARA, Promosi, atau hal hal negatif lainnya.