Tak terasa waktu berjalan begitu
cepatnya. Sampai-sampai aku tak merasakan bahwa mulai besok pagi aku berpakaian
putih abu-abu. Tak sabar rasanya ingin segera hari ini berganti dengan besok.
“Pagi ini adalah hari yang ku tunggu”
ucapku sambil berdiri untuk segera mandi. Akupun lantas segera memakai baju,
rasanya sangat bangga sudah memakai baju putih abu-abu ini.
Ayahku mengantarku sampai kedepan
gerbang sekolah. Lantas akupun langsung turun dari mobil dan menuju ke kelasku
yang baru, setelah sampai di kelasku yang baru disana sudah banyak teman-teman
baruku.
Lantas akupun masuk dan mencari bangku yang kosong untuk ku duduki. Tiba-tiba
ada seorang cewek yang ngajak kenalan. “hai. . .” sapanya. “hai juga” sapaku
membalas. “namaku Salmi. .namamu siapa?” sambil mengulurkan tanganya utuk
berjabatan. “ namaku Listy Putriani. .panggil saja Listy” jawabku sambil
berjabatan dengannya. Kami pun duduk sebangku dan mulai akrab.
Bel tanda masuk pun berbunyi. Tanpa menunggu lama datang seorang guru
bernama bu Rumi.” selamat pagi” sapanya. “selamat pagi” jawab kami semua. Tanpa
perlu basa basi lagi bu Rumi langsung menjelaskan bahwa dia adalah wali kelas
kami sekaligus guru bhs. Indonesia kami.
Pelajaran pertamapun langsung
dimulai, kebetulan jam pertama dan kedua adalah jam bhs. Indonesia lantas bu
Rumi-lah yang mengajar. “Ayo..sekarang kita mulai pelajaranya dengan perkenalan
terlebih dahulu, ibu ingin tau nama kalian semua” pinta bu Rumi. Kami pun
langsung memperkenalkan diri kami sendiri di depan kelas.
Tak terasa bel istirahat pun
berbunyi. Aku dan Salmi pun langsung pergi ke kantin disana juga ada Ika, Ana,
Novi, Wily, dan Umi. Mereka adalah teman sekelasku walaupun kami belum
berkenalan secara langsung.
Mereka lantas memanggilku dan Salmi
untuk segera bergabung.” Listy, Salmi ayo kesini kita makan bersama” pinta Ana.
Tak butuh waktu yang lama kami pun langsung akrab. Pulang sekolahnya kami
pulang bersama. Hari pertama dan seterusnya berjalan mulus.
Setelah kurang lebih empat bulan
kami pun menjadi teman yang sangat akrab. Tak ada kebohongan diantara kami.
Kami saling mempercayai satu sama lain. Jika ada masalah kami selalu akan
membantu.
Waktu begitu cepat berlalu. Sekarang
kami ada dikelas sebelas. Walaupun kami berbeda kelas tapi kami selalu
berkumpul di waktu istirahat dan pulang sekolah di kantin sekolah.
“Eh.. lo tau ngga , cowok yang
namanya Rizi itu. uuhh keren banget.” Salmi memulai pembicaraan.
“Ya. .udah pinter futsal, tenis
meja, smart lagi. “ sahut semuanya terkecuali aku.
“Ahh . .biasa aja tuh. .” sahutku.
“Uhh. .kamu Lis, siapa aja cowok
yang lagi kita bicarain, pasti kamu bilang biasa aja” semprot wily padaku.
“Bukanya gitu tapi emang yang namanya
Rizi itu ngga keren. Biasanya cowok kaya gitu tuh cowok playboy. .” belaku.
Waktu istirahat itu kami hanya
mebahas tentang cowok yang bernama Rizi itu, yang menurut teman-temanku keren,
cool, cakep, cute. Tapi menurutku biasa-biasa aja tuh.
Pagi harinya aku, Novi, Umi dan Ana
masuk ke kelas kami XI6 kebetulan kami berada dikelas yang sama. Setibanya
disana Ana langsung senang ketika tau kalau kami berada dikelas yang sama
dengan Rizi. Tapi buatku sekelas dengan siapapun tak masalah.
“Eh. .lo semua pasti pada iri sama
kita berdua. .” Ana pun mulai
bercerita.
“Ada apa sih. .” Salmi yang udah mulai penasaran.
“Gue sekelas ama si Rizi. .” jawab Ana sambil kegirangan.
Setelah kurang lebih dua bulan kami masuk di kelas XI. Dan pagi ini ada kelas
IPA, kami di suruh membuat rangkuman untuk bahan percobaan nanti. Dan Pak Teguh
guru IPA kami membagi kami menjadi beberapa regu dan tiap regunya terdiri dari
dua orang Anak. Dan yang tidak ku sangka aku dan Rizi berada dalam satu
regu.dan parahnya lagi kami hanya berdua saja.
Sontak pada saat itu juga semua murid cewek di kelas ku mengeluh.dan
meminta pada pak teguh untuk mengganti pasangan Rizi dengan mereka.
“Apa hebatnya Rizi sih. .hingga para wanita ini memujanya ?” pikirku dalam
hati. Aku memandang ke arah Rizi dan Rizi pada saat itu juga sedang memandangku
dan langsung memberi senyum padaku.
“Uuh. . .dasar cowok suka mengumbar
senyum” aku berkata dalam hati.
Pulangnya aku dan teman-teman ku
pulang bersama.dan pada saat itu juga ada seseorang yang memanggilku dari
belakang
“Lis. . .Listy. .” paggilnya.
Langsung saja aku dan teman-teman ku berhenti dan langsung berbalik.
Ternyata orang yang memanggilku
adalah Rizi. Sontak saja teman-temanku langsung histeris.
“Ada apa. .” tanyaku pada Rizi.
“Besok kita ke toko buku untuk
membeli bahan rangkumanya Ya. .” jawabnya.
“Eem. .jam berapa?” tanyaku.
“Habis pulang sekolah Besok, pakai
motorku saja.” Jawabnya. Aku hanya mengangguk dan langsung melanjutkan
pulang bersama teman-temanku.
Dan besoknya setelah pulang sekolah
aku segera keluar bersama teman-temanku.
“Lis. .hari ini kamu jadi pergi dengan Rizi. .?” Tanya Ika.
“Eem.” jawabku. Teman-temanku sekarang sudah tidak cemburu lagi padaku
karena mereka tau kalau aku tak suka sama Rizi.
Setelah tiba di depan parkiran Rizi
sudah berada di sebelah motornya yang berwarna merah. Dan dia langsung
memanggilku.
“Listy . .” panggilnya. Lantas aku
langsung berpamitan kepada teman-temanku.
“Ayo cepat naik.” Pintanya.
“Eem” jawabku. Sepertinya semua mata
menuju ke arah kami berdua. Semua cewek yang ada disitu seperti benci
padaku.
“Sudah . .tidak usah dihiraukan ayo
cepat naik.” katanya coba menenangkanku.
Aku pun langsung naik dan kami pun
pergi ke toko buku. Dan sialnya toko buku yang dekat dengan sekolahan kami
sedang tutup jadi kami harus pergi ke toko buku yang agak jauh dari sekolahan
tapi dekat dengan rumahku.
Dalam perjalanan ke toko buku aku
merasakan sesuatu yang berbeda pada diri Rizi dari yang aku kenal.
“Apa seperti ini sikapnya selama
ini,apa aku salah menilainya ya? Lah, itu bukan urusan ku yang penting adalah
tugasnya.” Pikirku dalam hati.
Sejak saat itu kami menjadi dekat
dan akrab. “perasaan apa
yang aku rasakan di hatiku ini?” aku bertanya pada diriku sendiri. Dan saat itu
juga ada seorang yang membuatku kaget.
“Apa yang sedang kau pikirkan?” ternyata itu adalah suara Rizi. “ Tidak ada”
jawabku.
Kedekatan kami berlangsung selama kami di kelas XI .dan sekarang kami sudah
berada di kelas XII kelas yang paling aku tunggu-tunggu. Akhirnya kami (aku, Salmi, Ana, Ika, Wily, Novi, dan Lifah)
berkumpul dalam satu kelas lagi.
"Lis. . .apa kamu sudah jadian
dengan Rizi ya?” Tanya Umi dan Novi bersamaan.
"Tidak” jawabku dengan tegas. “
dari mana gossip itu?” Tanya ku. “ tidak aku hanya ingin tau saja. Lis,
sepertinya Rizi punya perasaan sama kamu dech. .!” ledek Novi. “ Ya sepertinya
dia ada rasa sama kamu dech .Lis “ Umi dan Wily mencoba meyakinkan. Tapi semua
pertanyaan itu aku tolak.
Semua teman-teman ku sudah mempunyai
pasangan selain aku dan Ana yang belum mempunyai pacar. Salmi pacaran dengan
Agus salah satu tim futsal di sekolah kami. Wily juga pacaran dengan fikri tim
futsal, ika pacaran dengan edo seorang juara lomba IPA di sekolahku, Novi
pacaran dengan Aldi anak basket. Umi juga dengan Anak basket yaitu Andi.
Ooh. .yang lebih mengejutkan lagi
ternyata Ana sudah mempunyai pacar ia adalah kak Fahmi. Ia kakak kelas kami
dulu. Ana menyembunyikanya dari kami semua. Ana sudah menjalin hubungan dengan
kak fahmi sejak kelas XI.
Sekarang tinggal aku yang masih
jomblo.tapi bagiku status jomblo tak bermasalah denganku. “ punya pacar. .
.nggak punya pacar,gak masalah tuh.” itu yang selalu ada difikiranku.
Pagi harinya akupun sudah
bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Tapi, ketika aku menuju ke kedepan
rumahku. Akupun kaget setengah mati ketika melihat seorang cowok yang sedang
menunggangi motornya berhenti di depan rumahku.
“siapa???” pikirku dalam hati. “kau
sudah mau berangkat? Ayo kita berangkat bersama” ucap cowok itu. Akupun semakin
kaget ketika dia membuka kaca helmnya.
“ Rizi,ngapain kamu kesini?. . .”
ucapku. “Ya, ini aku.
Memangnya kenapa?” jawabnya. “tidak ada” ucapku sambil masih tidak percaya. Ya pun mengajaku untuk berangkat kesekolah bersama.
Akupun menuruti saja semua katanya. Lantas
akupun naik ke motornya dan berangkat bersama. Aku tak berani untuk berpegangan
padanya,aku hanya bisa diam dan memikirkan hal yang akan terjadi ketika semua
Anak disekolahku melihat kami berangkat bersama.
Dalam perjalanan ke sekolah
tiba-tiba saja Rizi memintaku untuk berpegangan. Sontak akupun hanya bisa diam
tak memberi jawaban apapun. dan itu yang membuat Rizi mengulanginya lagi “ aku
bilang pegangan.!” Akupun langsung berpegangan tanpa memperdulikan apapun.
Setibanya kami disekolah akupun
langsung turun dari motornya dan menunggunya memarkir motor. Di halaman parkir
sekolah semua Anak memandangku dengan tatapan yang aneh menurutku.
“ sudah jangan dihiraukan ,” terdengar suara
Rizi dari belakang. Lantas akupun berbalik ke belakang “ eemm. .” jawabku
singkat. Lantas kami pun langsung menuju ke kelas kami, berita ini lebih cepat
tersebar dari yang ku bayangkan.
Sesampainya kami di kelas berita itu
sudah sampai di kelas kami, “ hei. .Listy, kamu kira kamu ini siapa? Beraninya
kamu berangkat bersama dengan Rizi” seru Nisa (cewek paling popular dan paling
ditakuti oleh cewek”)
Akupun hanya bisa menunduk dan
berjalan menuju ke kursiku, disana sudah ada Ana yang menungguku dan sepertinya
ingin mendengar berita itu langsung dari mulutku.
“memang siapa kamu Nis, beraninya
kamu berkata seperti itu. Kamu tidak berhak mengatur hidup seseorang .!” tegas
Rizi kepada Nisa . semua murid dikelaspun terkejut atas perkataan Rizi barusan.
Hari itu aku hanya bisa diam
dikelas. Rasanya aku tak berani keluar kelas, “Lis, ayo kita pergi ke kantin. .”
ajak Umi dan Salmi. “ tidak usah, terima kasih. Tapi aku ingin sendirian
saja.” Jawabku singkat. Semua teman-temanku mengerti apa yang sedang aku rasakan.
Mereka pun pergi.
Setelah mereka pergi, Rizi masuk
kedalam kelas. “ maafkan aku, aku tak berniat membuat mu kedalam masalah.”
Ucapnya. “ tidak ini bukan salahmu, hanya aku saja yang terlalu menanggapi
masalah ini. Maaf aku ingin sendirian.” Hanya itu yang bisa aku ucapkan padanya
.
Hari itu adalah hari yang
paling buruk selama hidupku ini. Besok harinya aku tak berangkat sekolah, aku
deman dan tak boleh berangkat dulu oleh orang tuaku.
Karena merasa bosan lantas akupun
membuka FB ku, akupun menulis statusku “ hancur. . . .” . setelah itu Novi
mengomentari statusku “ hancur kenapa Lis. .?, apa kejadian kemaren Ya?”. “
kok bisa main FB si. .memangnya nggak ada guru ia? “ jawabku. “ Ya, sudah lagh
Lis, mereka itu hanya cemburu saja melihat kamu jalan sama Rizi jangan
difikirin Ya. . .” Novi berusaha menyemangatiku. Aku tak membalas nya.
Akupun langsung melihat ke statusnya Rizi di wallnya tertulis “ bodohnya
diriku. . .hingga membuatnya jadi begini. .”. langsung saja banyak yang
megomentari status FB Rizi.
“ tenang bro, gue sama pacar gue nati juga mau kerumahnya, nanti gue bakal
jelasin ke dia deh.”
Itu dari fikri pacarnya willy. Rizi dan fikri memang sudah berteman lama
karena Rizi adalah kapten di tim futsal sekolah kami
Lantas Rizi langsung menjawab “ loe nati mau kesana. .? gue pengin ikut,
tolong ajak gue. .!”
“ Ya udah nanti kita ketemu di parkiran sekolah Ya. .” jawab fikri singkat.
Setelah pulang sekolah mereka berkumpul di tempat parkir. “ semuanya sudah berkumpulkan. .ayo kita berangkat.” Ajak Salmi. “
tunggu, ada seseorang lagi yang belum datang.” Jawab fikri. “ siapa . .?” Tanya
Ana dan Ika.
Terlihat dari kejauhan ada seseorang sedang berlari-lari menuju arah
mereka. Dan dia adalah Rizi. Tentu saja teman-temanku tidak setuju dengan
adanya Rizi ikut menjengukku. .tapi pasangan masing –masing temanku mencoba
untuk menjelaskan dan akhirnya mereka setuju Rizi ikut ke rumahku.
Setibanya dirumahku, mereka langsung
masuk dan bertemu dengan ibuku. Pada saat itu aku sedang tidur. Ana, Umi, Novi,
Salmi, Ika, dan Willy masuk ke kamarku dan membangunkan ku dengan berbisik
ditelingaku sambil mengucapkan “ haii. .bangun lah, kami disini ingin
menjengukmu.”
Akupun langsung bangun dan duduk
sambil dibantu oleh teman-temanku. Terlihat pasangan mereka sedang didepan
pintu kamarku. “Ayo kalian cepat masuk” ucapku kepada cowok temanku.
Setelah mereka masuk, Salmi berkata “
Lis, ada yang ingin bertemu dengan mu. .katanya ia ingin menjenguk mu. .”
lantas saja aku jawab. “ siapa, kenapa dia tidak disini. Suruh saja dia masuk.”
Teman-temanku dan pasangan mereka
masing masing pergi ke luar dan setelah mereka ke luar, masuk lah seorang cowok
dengan wajah yang sedih menghampiriku. Tidak bukan dan tidak lain dia adalah
Rizi.
Saat itu juga Rizi mengutarakan
semua isi hatinya, ia mengatakan bahwa ia menyukaiku dan langsung berkata dia
ingin aku jadi pacarnya . aku hanya bisa diam mendengar semua itu.
Mulai saat itu aku menghindarinya,
aku meminta bantuan dari teman-temanku untuk menjauhkan aku dengan Rizi.
Dikelas pun aku tidak pernah berbicara lagi denganya. Sampai pada akhirnya, dia
datang ke mejaku
“Kamu ini kenapa ? selalu menghindar
dariku. Apa kau ingin menjauhiku?” Tanyanya sambil terus melihatku. Aku terus saja diam
sampai dia mengatakanya lagi “ jawab Lis. . .lihat aku. !” aku terus saja diam
dan menghindari tatapan matanya. Untung saja temanku segera datang.
“Rizi. .cukup. Listy tidak mau bicara denganmu. .” ucap Novi. “ memangnya
kenapa dia tidak mau bicara denganku lagi.” Rizi coba
melawan. “sudahlah, nanti juga kalau Listy sudah mau bicara
dengan mu pasti dia akan berbicara denganmu “ Umi berusaha menenangkan
semuanya.
Tiga bulan sudah berlalu, aku masih menghindari dia. Sampai akhirnya
teman-temanku menjodohkanku dengan seorang cowok basket bernama Arka. Ia adalah teman baik dari cowoknya Umi dan Novi.
Aku dan Arka mulai sering bertemu
dan makan dikantin bersama. Kami semakin dekat walaupun tak ada perasaan apapun
di hatiku. Hal ini dilihat oleh Rizi. Dia langsung menghampiri kami yang sedang
makan dan bercanda.
“Aku ingin bicara denganmu, walaupun kau tak
ingin bicara denganku aku tetap ingin bicara denganmu.” Ucapnya di depanku dan
Arka. Yang sontak membuat Arka sedikit marah kepada Rizi. Untung disana ada
Andi, Aldi, Agus, dan Fikri mereka mencoba melerainya dan segera Fikri dan Andi
langsung membawa Rizi ketempat lain.
Malamnya setelah kejadian itu aku
baru saja pulang dari rumah Umi dan dalam perjalanan pulang, kebetulan rumahku
dan rumah Umi hanya berjarak dua komplek saja. jadi aku pulang jalan kaki.
Setelah aku berjalan satu komplek
dari rumah Umi, ada seseorang yang mengagetkanku. “ aku ingin tau kenapa kau menjauhiku.”
Tanyanya. Akupun langsung berbalik, aku tau itu suara siapa (Rizi) dan langsung
saja aku jawab “ tak ada apapun. “
“Jawab yang jujur” katanya sambil
menarik tanganku dan memelukku. “ lepaskan aku, tidak ada apapun “ jawabku
membela diri. “Jangan pernah membohongi dirimu sendiri” terdengar suaranya yang
gemetar dan seperti menangis, Ia memeluku erat sekali sambil menangis.
“Aku belum pernah melihat laki-laki
menangis dan memelukku” pikirku dalam hati. Saat itu turun hujan rintik. Ia
mulai melepaskan pelukanya sambil berkata “Aku menyukaimu. .jadi jangan
perlakukan aku seperti ini.”
Disaat itu juga aku melihatnya yang
menangis,juga membuat air mataku keluar juga. Saat itu sambil menangis aku
berkata “ mulai sekarang cobalah untuk membenciku. Aku lebih senang jika kamu
membenciku dari pada kau menyukai ku.”
“jika kau ingin aku membencimu
mengapa kau menangis saat ini? Aku tidak akan pernah bisa membencimu aku hanya
bisa menyukaimu.” Katanya sambil mengusap air mataku.
“belajarlah untuk membenciku, belajarlah untuk. . .” belum sempat aku
selesai berbicara ia langsung memeluku. Dan
pelukan itu berlangsung cukup lama di bawah air hujan yang turun.
Setelah itu Ya melepaskan pelukanya
dan berkata “ kau boleh menghindariku, tapi kau tidak bisa menghindari ini.” Dia langsung memeluku lagi dan membisikan ketelingaku “ aku. . .cinta. . .padamu. .
.” Dia langsung melepaskan pelukan nya dan langsung pergi.
Aku langsung pulang kerumah dan di
depan rumah ayahku sudah menungguku. “ kenapa kamu pulang malam Lis.?” Tanya
ayahku. “ Ya, tadi Listy belajar dirumah Umi “ jawabku. “ ooh.Ya sudah sana
mandi, makan dan langsung tidur Ya. .” jawab ayahku. “Ya . .” jawabku singkat.
Setelah selesai mandi dan makan, aku
langsung menuju kekamarku dan langsung menjatuhkan diri ke tempat tidur dan
pada saat itu juga bayangan Rizi terlintas di kepalaku. Aku merenungkan semua
perkataanya tadi. Tapi disisi lain aku rasa aku tak pantas untuknya.
Pada pagi harinya aku sudah
menentukan pilihanku. Yaitu tetap bersama dengan Arka. Itu adalah yang terbaik
untuk aku, Rizi, dan Arka. Lalu aku menelfon Arka untuk menjemputku.
Dan Arka pun sudah sampai didepan
rumahku membawa motornya yang berwarna putih. “ayo cepat naik. .” ucap Arka.
Perkataan itu mengingatkanku pada kejadian dulu.
Setibanya ditempat parkir, aku turun
dan menunggu Arka memarkirkan motornya. Dan saat itu Rizi baru tiba disekolah
dan melihatku bersama Arka. Tapi aku tak memperhatikanya karena Arka tau Rizi
datang dan langsung menggenggam tanganku dan masuk ke dalam sekolah.
“aku akan mengantarkanmu sampai ke
dalam kelas.” Ucap Arka. “ eem” jawabku sambil terus mengikutinya. Disetiap
lorong kelas semua orang melihat kami sambil berbisik-bisik.
Sesampainya dikelas, Arka
mengantarkanku sampai kedalam kelas dan menemaniku disana. sampai pada akhirnya
Rizi masuk kedalam kelas sambil memandangi aku dan Arka, Arka
memandanginya sambil memegang tanganku erat-erat.
Bel masuk pun berbunyi, “ sudah sana
masuk kekelas mu. .aku takapa disini lagian disini juga ada Umi, Novi, dan Ana
kan. .” ucapku mencoba meyakinkanya. “ Ya baiklah aku akan masuk kekelasku.
Nanti aku akan kesini ketika istirahat.” Jawabnya.
Bel istirahatpun berbunyi, semua
Anak di kelasku keluar terkecuali aku,Rizi,dan Umi. Kami bertiga berada
dikelas. Umi lalu mendekatiku dan berbincang bincang tentang Arka “ Lis, kamu
udah pacaran sama Arka Ya” Tanya Umi menggoda. Aku hanya diam. “ ayolah cerita
saja sama aku.” Bujuk Umi.
Tiba-tiba saja Rizi mendekati kami.
Sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu tapi terputus oleh datangnya Arka. “
hei. .jangan ganggu dia. !” bentak nya pada Rizi. “sudahlah dia tidak
menggangguku” aku mencoba menenangkan Arka.
“kalian tau, sepertinya Listy
menyukai Rizi. Aku bisa
melihatnya dari tatapan matanya. Dan sebaliknya kita tau bahwa Rizi menyukai
Listy juga.” Ana yang mencoba meyakinkan teman-temanku. “ Ya aku juga bisa
melihat dari tatapan mereka berdua.” Sambung Umi
“bagaimana kalu kita satukan saja
mereka. .” kata Novi. “ tapi bagaimana dengan Arka “Tanya Willy. “ itu masalah
gampang, setauku mereka sudah putus.” Sambung Umi sambil senyum jahil. “ maksud
mu” Tanya Novi.
Mereka pun mulai merencanakan
sesuatu untuk dapat menyatukan kami berdua dan menjauhkan aku dari Arka. Sekarang
keadaan berbalik dari yang dulu mereka menjauhkan aku dari Rizi dan sekarang
mereka mencoba mendekatkan kami lagi. Berbagai rencanapun mereka lakukan.
Saat dikelas, Ana yang duduk
disebelah ku tiba-tiba saja pindah ke belakang bersama Novi dan Umi. Ana
menempati meja Rizi. Sehingga waktu itu aku dan Rizi duduk bersama. Saat itu
rencana mereka tak berhasil.
Waktu itu kami ada jam tambahan
disekolah sehingga kami pulang sore, tiba-tiba saja Umi bilang “ ahh. . .buku
hasil percobaanku tertinggal dikelas, tapi aku harus pulang sekarang juga. .”. “Ya
sudah biar aku saja yang mengambilnya kamu pulang saja. .” jawabku ingin
menolong Umi.
“Makasih ya Lis, aku pulang dulu ya.
.” ucap Umi sambil meninggalkan aku, Novi dan Ana. “ Lis, maaf ya kami tak bisa
menemanimu, aku dan Ana harus mengajar. .” ucap Novi. (Novi dan Ana membuka les
privat pada anak SD)
Akupun pergi ke kelas sendirian.
Tanpa sepengetahuanku mereka menelfon Rizi untuk segera datang kesekolah karena
aku terjebak disana sendirian, dan mereka sedang ada kepentingan jadi mereka
menelfon Rizi.
Dan benar saja setelah aku menemukan
bukunya. Akupun lantas keluar dari kelas saat aku mau menutup pintu kelas, Rizi
pun datang sambil lari kearahku dan langsung memelukku. “kau tak apa kan?”
tanyanya.
Aku sempat bingung dan akupun
langsung saja menceritakan kejadianya. setelah aku ceritakan ia mulai mengerti
kenapa ia dipanggil untuk kemari. Aku penasaran dan langsung bertanya “ kenapa
mereka memanggilmu kesini?”
Saat itu juga Rizi mengungkapkan perasaanya
yang kesekian kalinya dan menceritakan bahwa teman-temanku ingin aku dan Rizi
bersama. Saat itu aku masih mempunyai persaan yang sama dengan Rizi. Saat itu
aku udah putus dengan Arka, jadi akupun mengungkapkan perasaanku kepadanya.
Akhirnya aku dan Rizi bisa
menyatukan perasaan yang sudah lama terpendam di hati kami. Akupun merasakan
kebahagiaan CINTA yang sesungguhnya. Teman-temanku pun merasakan hal yang sama
dengan pasangan mereka masing-masing, terutama SI PENAKHLUK HATI KAK FAHMI yang
sedang berbunga-bunga.
END
(Edited
by: Muchammad Ulil Wafa)
0 Komentar:
Post a comment
Berkomentarlah yang sopan.
Dilarang berkomentar berbau Spam, SARA, Promosi, atau hal hal negatif lainnya.